Kamis, 26 Desember 2013

Luka yang Kau Beri part 1


            Angin yang bertiup pagi ini mengantarkanku dalam hati yang rawan. Masih teringat kisah semalam. Saat kau kembali merobek hatiku untuk ke sekian kalinya. Ahh aku tak tahu apa maumu. Setiap kali  ku coba tak menangis api air mata terlalu sult untuk kutahan. Kini entah dimana kau berada. Bayangmu sirna setelah kau Berjaya menoreh luka di hati. Tuhan, kenapa aku tak mampu menahan rasa yang tak sepatutnya hadir untuk dia. Dia yang telah membohongi hati ini. Kenapa
harus ada rasa ini untuk dia?
            “Rea!!” teriak Venny di sampingku.
            “Kamu kenapa kok mengelamun saja? Kamu ada masalah apa? Ceritalah sama aku siapa tahu aku bisa membantumu.” tanya Venny melihat aku hanya diam, tidak menyahut panggilannya.
            Venny Andriani, temanku sejak dari sekolah dasar hingga sekarang, yang setia bersahabat denganku di saat suka maupun duka. Sahabat yang tahu kisahku
            “Tidak  apa-apa.” Jawabku setelah sekian lama aku diam.
            “Kalau tidak apa-apa kenapa wajahmu muram  tidak seperti biasanya? Kamu lagi bertengkar sama Riski ya?” Venny seakan tidak percaya.
            “Iya aku tidak apa-apa.”
            “Tapi kenapa kamu seperti tidak ceria seperti biasanya?” tidak mungkin tidak apa-apa.”
            “Hemmmm…”
            “Kenapa?”
            “Riski membohongiku.”
            “Whaattt??”
            “Iya…. Ternyata selama ini dia sudah memiliki kekasih. Bahkan sejak sebelum aku bersamanya. Ahh betapa bodohnya aku. Kenapa sebelum menjadi kekasihnya aku tak mencari tahu tentang dia? Pantas saja setiap kali aku marah dia tak peduli. Apa yang harus ku lakukan?”
            “Kamu tidak minta putus kah?” Tanya Venny masih dengan riak wajah yang terkejut.
            “Tidak, aku terlalu sayang sama dia. Aku terlalu sulit untuk melepas dia. Dia sudah seperti bagian dari hidupku.” Jawabku sendu.
            “Ahhh perseta dengan cinta. Kenapa kamu terlalu mencintai orang seperti dia. Masih banyak yang lebih baik dari dia. Doni si pemain basket yang sangat baik itu menunggu cintamu. Tapi kenapa kamu masih tak juga sadar. Cint itu membutakanmu. Sudahlah move on dari dia. Dia tidak cockbuatmu. Lupakan dia. Aku jamin kam pasti bisa.” Ceramah Venny padaku.
            “entahlah. Aku pusing.” Jawabku lemah.
            “ayolah bangkit dari duniamu. Kamu sudah terlalu sering disakiti dia.” Kata Venny.
            “susah Venn tidak semudah yang kamu bayangkan. Kamu tidak merasakan bagaimana aku sudah pacaran selama 3tahun tiba-tiba dia curang di belakangku. Aku sudah terbiasa dengan dia. Dia sudah seperti bagian dari kehidupan aku. Aku benci keadaan seperti ini. Andai waktu bisa diulang aku tidak ingin kenal dia. Aku benci dia. Aku benci perasaan ini. Ya Allah terasa sakit hatiku ini, Venn.” Rintihku padanya.
            Mata Venny berkaca-kaca mendengar ceritaku.  Aku tak bisa menahan lagi segala perasaan yag aku pendam selama ini. Ahh kenapa aku tak bisa merelakan Riski. Sedangkan kini mungkin dia sedang berbahagia dengan cewek lain. Sedangkan aku disini sedang menangis meratapi kisah cintaku yang telah hancur. Ahh hati kenapa kau tak bisa melepaskan dia. Cinta ini takkan kemana karena dia sudah berpaling arah. Dia takkan sekali-kali daia berpaling padaku. Lupakan dia. Lupakan dia. Aku tak mampu disakiti dia lagi. Hati ini sudah terluka parah. Jangan terus berharap pada yang tak sudi. Pada dia yang telah membuangku. Pada dia yang sudah menyia-nyiakan aku. Aku tak sanggup lagi terluka. Aku tak rela hati ini terus dilukai. Selamat tinggal cintaku. Selamat tinggal Riskiku.

0 komentar:

Posting Komentar