Jika kau puisi
Maka rangkaian kataku adalah kamu
Yang terus mengalir
Tertuang dalam lembaran kertas
Yang terus tercoret dari tinta jiwaku
Lalu saat semua berakhir
Puisi ini tak lagi bernyawa
Karena kaulah puisiku
Yang memenuhi ilusi bayangku
Lalu aku terhenyak
Saat kurasakan hangat cintamu tak lagi kurasa
Aku mengerti
Puisiku adalah jiwaku
Puisiku adalah rangkaian nafas cintamu
Puisiku mengisyaratkan kamu
Disini
Namun kini lebur bersama bayang jiwamu yang telah pergi
Kini penaku tak lagi menetes
Karena tintanya telah mengering
Pergi bersama senyumanmu yang perlahan pudar
Kaulah tinta
Kaulah rangkaian kata
Dan kaulah puisiku
Yang kini mulai memudar bersama jejak bayangmu
Yang terbang bersama ilusiku
Maka rangkaian kataku adalah kamu
Yang terus mengalir
Tertuang dalam lembaran kertas
Yang terus tercoret dari tinta jiwaku
Lalu saat semua berakhir
Puisi ini tak lagi bernyawa
Karena kaulah puisiku
Yang memenuhi ilusi bayangku
Lalu aku terhenyak
Saat kurasakan hangat cintamu tak lagi kurasa
Aku mengerti
Puisiku adalah jiwaku
Puisiku adalah rangkaian nafas cintamu
Puisiku mengisyaratkan kamu
Disini
Namun kini lebur bersama bayang jiwamu yang telah pergi
Kini penaku tak lagi menetes
Karena tintanya telah mengering
Pergi bersama senyumanmu yang perlahan pudar
Kaulah tinta
Kaulah rangkaian kata
Dan kaulah puisiku
Yang kini mulai memudar bersama jejak bayangmu
Yang terbang bersama ilusiku
0 komentar:
Posting Komentar