Siang itu ketika aku sedang makan siang di kantin kantor,
Riski tiba-tiba saja datang menghampiriku. Aku pura-pura tidak melihat dan menikmati
makan siangku walau debaran di dada semakin menjadi ketika dia semakin dekat
denganku.
“Haii,
makan sendirian yaa? Boleh saya duduk di sini? Semua meja sudah penuh nih.
Boleh yaa?” tanya Riski sambil mengambil tempat duduk di depanku.
Aku
heran kenapa dia tidak makan siang di restoran yang mahal. Kenapa dia makan
siang di