Senin, 28 April 2014

Cerpen : Bukan Orang Ketiga part 2

2013
Seiring waktu berjalan, aku melewati seakan dia hanya milikku. Dan aku menaruh harapan bersama dia hingga akhir. Kini cintaku semakin dalam. Aku tak terpikir, andai suatu saat nanti dia pergi dari hidupku. Dia yang mengerti aku. Dia yang membuatku nyaman. Aku mulai merasa tak diduakan. Tahun pertamaku kebersamaan kami terasa manis. Dan aku selalu berharap ini akan terus berlanjut hingga akhir nanti.
                Namun siapa kita, kita hanya bisa merancang dan Allah lah yang menentukan segalanya. Kemanisan ini semakin berkurang ketika usia hubungan ini menginjak tahun kedua. Berbagai
masalah muncul. Cemburu meluap. Salah paham meledak. Dia semakin menjauh. Dia yang kucinta. Dia yang kusayang. Kini mulai menuduhku selingkuh karena ketidakpeduliaanku padanya. Sedangkan aku sebentar lagi menghadapi ujian nasional yang menentukna hidup matiku untuk lulus SMA. Aku tertekan. Kini dia bukan Fajarku yang dulu. Aku kehilangan dia. Dan aku semakin hambar untuk melayan tingkahnya.
                Aku setia menunggu perubahan sikapnya. Aku coba memahami dia. Dalam pikiranku, mungkin dia ada masalah dengan ceweknya yang satu itu. Hari demi hari dia semakin menjadi-jadi. Menganggapku memiliki lelaki lain di belakangnya. Ahh betapa hebat impak perbuatan pacar pertamanya padaku. Pacar pertamanya yang selingkuh, aku yang menjadi pelampiasan. Andaikan dia tahu keseharianku di sekolah yang selalu menghindari lelaki dan selalu menjaga hatiku untuknya. Mungkinkah dia akan berubah seperti dulu. Entahlah. Terlalu banyak andaian yang tak tahu ujung pangkalnya.
                Semakin hari aku semakin tak mengrti sikapnya. Menuduh. Cemburu buta. Dan entah berapa banyak aku harus menahan rasa ini.
                “Alhamdulillah aku di terima di UPY.” kabarku suatu ketika untuk berbagi kegembiraan dengannya.
                “kamu melanjutkan kuliah?” tanyanya.
                “iya. Aku disuruh kuliah sama orang tuaku. Kenapa? Kamu tidak suka ya?” tanyaku kembali.
                “ahhh bukan tidak suka. Tapi aku takut kamu berubah.” Jawabnya.
                “berubah bagaimana maksudmu?”
                “yaa berubah, sekarang saja sikapmu sudah berubah tidak seperti dulu.” Kata Fajar.
                “berubah? Memangnya berubah bagaimana? Perasaan sama saja dari dulu sampai sekarang.”
                “kamu dulu romantis, selalu membuat hatiku tenang. Sekarang kata-katamu sinis, cuek dll.”
                “oooohh yayaya.”
                Dalam hatiku berkata aku berubah karenamu. Karena sikapmu. Karena pembohonganmu. Hati ini terasa sakit jika teringat semuanya. Ahh lelaki tak pernah paham apa yang ada dalam hati wanita.
                Semakin lama rasa ini semakin hambar. Dan aku tak pernah berharap kau akan menjadi milikku selamanya. Maafkan aku andai semua ini menyakitimu.
                Hari demi hari, ku jalani kehidupanku di kampus. Bertemu dengan teman baru. Menikmati suasana baru. Dan aku menemukan dunia baru. Bersama mereka. Dan aku bahagia menjalaninya. Aku mulai bisa berpikir secara dewasa bahwa di dunia ini tak selalu menjadi apa yang kita harapkan. Dan tak selalu apa yang kita cinta akan menjadi miliki.
                Di hari ini tanggal 20 April 2014 aku memutuskan apa yang seharusnya ku putuskan sejak dulu lagi. Aku akhiri kisah yang seharusnya tak terjadi. Biarlah kenangan selama 2,5 tahun akan kusimpan. Dan kujadikan pelajaran. Mundur diantara kisah kita. Aku tak ingin menjadi pengganggu hubunganmu lagi. Walau semua terjadi tanpa kutau awalnya. Yaah kisah yang diawali dengan kebohonganmu ku akhiri. Apa yang kau awali biarlah aku yang mengakhiri. Agar tak ada lagi hati yang terluka. Kini kufokuskan diri ini ke kuliahku. Biarlah. Ku korbankan cinta untuk dia dan kuliahku. Setelah sekian lama kukorbankan pelajaranku untuk kisah cinta ini. Aku berharap semua akan mengerti. Aku bahagia dengan melepas semua ini. Walu aku harus kehilanganmu. Kehilangan cinta yang terlalu dalam untukku. Biarlah nilai kesetiaan cintaku berakhir di sini. Aku harap kau bahagia bersamanya. Selamat datang masa depan. Aku harap kutemui bahagiaku walau tanpamu.

***TAMAT***

0 komentar:

Posting Komentar