Pernahkah
kalian mengalami suatu hal yang tak ada dalam pikiran kalian? Sesuatu hal yang
mustahil terjadi. Pasti kalian tidak percaya setelah membaca kisahku ini.
Sebuah kisah yang tak mungkin terjadi di kehidupan nyata. Tapi ini benar-benar
terjadi pada kehidupan nyataku. Dan aku tak pernah mengharapkan ini terjadi
padaku. Bahkan aku merasa ini hanya mimpi dan dongengan semata. Dan aku tidur,
berharap ini semua hanya mimpi dan ketika aku bangun berharap hidupku kembali
seperti dulu. Ceria tanpa rasa bersalah. Tapi nyatanya, ketika aku bangun
keadaanku masih
seperti sebelum ku tutup mata ini. Bila memikirkannya, aku merasa gila. Oke, tak perlu basa-basi langsung ke inti cerita yang akan ku kisahkan.
seperti sebelum ku tutup mata ini. Bila memikirkannya, aku merasa gila. Oke, tak perlu basa-basi langsung ke inti cerita yang akan ku kisahkan.
Maret
2011
Perkenalanku
dengan seorang cowok yang bernama Fajar adalah sebuah ketidaksengajaan. Dimana
ketika aku memegang handphpne temanku, Wulan, yang saat itu ingin menemui
pacarnya. Pada saat itu dia sedang telponan dengan Fajar. Karena dia takut sang
kekasih memergoki dia berhubungan dengan cowok lain, akhirnya aku jadi korban
peneman bicara Fajar yang sedang galau. Dan dimulai dari sini ku mulai mengenal
sesosok cowok bernama Fajar. Awalnya aku hanya iseng-iseng berkenalan dan cari
pelarian kesepianku karena sudah sebulan pacarku tidak ada kabar.
Sebulan
dua bulan perkenalanku danga Fajar semakin lama semakin akrab. Lebih tepatnya
kami bersahabat. Bercerita apa saja. Bercerita maslah pacar, masalah dengan
teman, dan bercerita apa saja yang tidak penting. Ohh ya akhir bulan April aku
putus dengan pacarku karena antara aku dan dia sudah tak sejalan. Yaaahh,
kisahku akhirnya kandas di tengah jalan seperti kisah sebelumnya.
Juli
2011
Benar
kata pepatah “lelaki dan perempuan tidak bisa berteman”, ini juga kualami
sendiri. Setelah berbulan berteman dengan Fajar, sedikit demi sedikit rasa suka
mulai tumbuh di hatiku. Entah kapan ia tumbuh di hati ini, walau ku tahu saat
itu dia masih punya kekasih. Aku menyukainya karena gurauannya yang sering
membuatku tertawa. Aku merasa nyaman berbicara dengannya. Kadang sehari tidak
mendengar kabarnya, aku merasa ada yang kurang di hariku. Mungkin bukan hanya sekedar
rasa suka tapi ada bibit cinta yang mulai merambati hati ini. Dan aku tak bisa
menghentikannya karena rasa ini tak bisa ku cegah.
Hari ini, tepat tanggal 28, dia
menembakku. Ahh dalam hati terasa berbunga. Aku menerimanya, walaupun kutahu
aku menjadi kedua dalam hatinya. Tapi entah kenapa, mulut ini menyetujuinya.
Dan hari ini, resmi aku berpacaran dengan Fajar.
2012
Berbulan sudah
hubunganku berjalan dengannya. Dan hari ini aku menemukan sebuah kebenaran yang
menyakitkan hatiku. Sebuah kebenaran yang sangat tidak ku sangka. Selama ini
kusangka dia jujur tetapi ternyata ada kebohongan yang tersimpan rapi di
belakang ini semua.
Malam
itu, aku sms dia setelah dua hari dia tiada kabar. Menyampaikan pesan dari
temanku. Tapi yang kudapat adalah kebohongannya selama ini. Aku tidak tahu
harus berkata apa ketika saat kuhubungi ternyata yang balas adalah pacar
pertamanya yang sudah berjalan lebih dari setahun. Rasa sakit ini begitu terasa
daripada saat aku dulu mengetahui mantanku memiliki teman tapi mesra. Aahh kali
ini aku kalah lagi. Serasa dunia berhenti berputar. Apa yang harus kulakukan,
sedang cinta tlah terpatri dalam hati. Dan aku tak rela melepasnya.
Hari berganti hari, rasa cinta
ini tak bisa kubuang. Semakin lama rasa ini semakin berkembang. Dan aku tak
mampu untuk menahannya. Sayang, kenapa kamu tega melakukan semua ini. Di saat
cinta ini benar-benar ada dan hanya untukmu, kebohongan terbesarmu terbongkar.
Ini sangat menyakitkan untukku.
“hai
sayang, kok tukeran nomer gak bilang sama aku? Takut aku marah kah?” tanyaku
saat aku menghubunginya ke nomer yang barunya.
“oohh
bukan gitu sayang, aku gak mau kamu kena maki dengan dia.” Jawabnya.
“dia
siapa? Pacar barumu kah?”
“sayang,
maafkan aku, aku gak bermaksud membohongimu tapi aku benar-benar sayang ma kamu
dan aku takut kehilangan kamu. Yaa memang sebelum aku jadian sama kamu aku
sudah ada dia. Bahkan aku sama dia sudah pacaran hampir 2 tahun. Maafkan aku sayang.”
Jelas Fajar kepadaku.
“andaikan
kamu diberikan pilihan antara aku dan dia, kamu mau pilih yang mana? Aku atau
dia?”
“aku
pilih keduanya. Aku gak mau kehilangan kalian.”
“why?”
“aku
sayang banget ma kamu, aku cinta banget ma kamu. Aku ga mungkin kehilangan
kamu. Sedangkan dia, aku tak mungkin melepas dia. Orangtua ku sudah kenal dekat
sama dia. Maafkan aku sayang.”
“jadi
intinya kamu gak bisa milih nih?”
“yeah.”
“oohh. Emm
udahan dulu ya, aku ada hal nih yang harus ku selesaikan. Assalamu’alaikum.”
Pamitku, langsung kumatikan telfonnya.
Rasa
ini semakin sakit. Hanya tangis yang mampu kulakukan. Betapa perih luka ini. Betapa
teganya dia melakukan ini.
Tiba-tiba
handphone berbunyi, menandakan ada sms baru masuk.
Sayang, aku minta
maaf gak jujur dari awal ke kamu. Aku takut kamu menolakku. I love you, my
dear.
Ahh, penipu. Aku hanya memandang
smsnya. Tak ada niat di hati untuk membalas. Kubiarkan saja. Hati ini terasa
kesakitannya. Betapa bodohnya aku, mempercayainya. Kisah ini terlalu pahit,
tapi hati ini tak ingin kehilangan dia. Dia yang kini memegang hatiku. Tuhan,
bantu aku membuang rasa ini.
0 komentar:
Posting Komentar