2013
Seiring waktu
berjalan, aku melewati seakan dia hanya milikku. Dan aku menaruh harapan
bersama dia hingga akhir. Kini cintaku semakin dalam. Aku tak terpikir, andai
suatu saat nanti dia pergi dari hidupku. Dia yang mengerti aku. Dia yang
membuatku nyaman. Aku mulai merasa tak diduakan. Tahun pertamaku kebersamaan
kami terasa manis. Dan aku selalu berharap ini akan terus berlanjut hingga
akhir nanti.
Namun
siapa kita, kita hanya bisa merancang dan Allah lah yang menentukan segalanya.
Kemanisan ini semakin berkurang ketika usia hubungan ini menginjak tahun kedua.
Berbagai
masalah muncul. Cemburu meluap. Salah paham meledak. Dia semakin menjauh. Dia yang kucinta. Dia yang kusayang. Kini mulai menuduhku selingkuh karena ketidakpeduliaanku padanya. Sedangkan aku sebentar lagi menghadapi ujian nasional yang menentukna hidup matiku untuk lulus SMA. Aku tertekan. Kini dia bukan Fajarku yang dulu. Aku kehilangan dia. Dan aku semakin hambar untuk melayan tingkahnya.
masalah muncul. Cemburu meluap. Salah paham meledak. Dia semakin menjauh. Dia yang kucinta. Dia yang kusayang. Kini mulai menuduhku selingkuh karena ketidakpeduliaanku padanya. Sedangkan aku sebentar lagi menghadapi ujian nasional yang menentukna hidup matiku untuk lulus SMA. Aku tertekan. Kini dia bukan Fajarku yang dulu. Aku kehilangan dia. Dan aku semakin hambar untuk melayan tingkahnya.
Aku
setia menunggu perubahan sikapnya. Aku coba memahami dia. Dalam pikiranku,
mungkin dia ada masalah dengan ceweknya yang satu itu. Hari demi hari dia
semakin menjadi-jadi. Menganggapku memiliki lelaki lain di belakangnya. Ahh
betapa hebat impak perbuatan pacar pertamanya padaku. Pacar pertamanya yang
selingkuh, aku yang menjadi pelampiasan. Andaikan dia tahu keseharianku di
sekolah yang selalu menghindari lelaki dan selalu menjaga hatiku untuknya.
Mungkinkah dia akan berubah seperti dulu. Entahlah. Terlalu banyak andaian yang
tak tahu ujung pangkalnya.
Semakin hari aku semakin tak
mengrti sikapnya. Menuduh. Cemburu buta. Dan entah berapa banyak aku harus
menahan rasa ini.
“Alhamdulillah
aku di terima di UPY.” kabarku suatu ketika untuk berbagi kegembiraan
dengannya.
“kamu
melanjutkan kuliah?” tanyanya.
“iya.
Aku disuruh kuliah sama orang tuaku. Kenapa? Kamu tidak suka ya?” tanyaku
kembali.
“ahhh
bukan tidak suka. Tapi aku takut kamu berubah.” Jawabnya.
“berubah
bagaimana maksudmu?”
“yaa
berubah, sekarang saja sikapmu sudah berubah tidak seperti dulu.” Kata Fajar.
“berubah?
Memangnya berubah bagaimana? Perasaan sama saja dari dulu sampai sekarang.”
“kamu
dulu romantis, selalu membuat hatiku tenang. Sekarang kata-katamu sinis, cuek
dll.”
“oooohh
yayaya.”
Dalam
hatiku berkata aku berubah karenamu. Karena sikapmu. Karena pembohonganmu. Hati
ini terasa sakit jika teringat semuanya. Ahh lelaki tak pernah paham apa yang
ada dalam hati wanita.
Semakin lama rasa ini semakin
hambar. Dan aku tak pernah berharap kau akan menjadi milikku selamanya. Maafkan
aku andai semua ini menyakitimu.
Hari
demi hari, ku jalani kehidupanku di kampus. Bertemu dengan teman baru. Menikmati
suasana baru. Dan aku menemukan dunia baru. Bersama mereka. Dan aku bahagia
menjalaninya. Aku mulai bisa berpikir secara dewasa bahwa di dunia ini tak
selalu menjadi apa yang kita harapkan. Dan tak selalu apa yang kita cinta akan
menjadi miliki.
Di
hari ini tanggal 20 April 2014 aku memutuskan apa yang seharusnya ku putuskan
sejak dulu lagi. Aku akhiri kisah yang seharusnya tak terjadi. Biarlah kenangan
selama 2,5 tahun akan kusimpan. Dan kujadikan pelajaran. Mundur diantara kisah
kita. Aku tak ingin menjadi pengganggu hubunganmu lagi. Walau semua terjadi
tanpa kutau awalnya. Yaah kisah yang diawali dengan kebohonganmu ku akhiri. Apa
yang kau awali biarlah aku yang mengakhiri. Agar tak ada lagi hati yang
terluka. Kini kufokuskan diri ini ke kuliahku. Biarlah. Ku korbankan cinta
untuk dia dan kuliahku. Setelah sekian lama kukorbankan pelajaranku untuk kisah
cinta ini. Aku berharap semua akan mengerti. Aku bahagia dengan melepas semua
ini. Walu aku harus kehilanganmu. Kehilangan cinta yang terlalu dalam untukku.
Biarlah nilai kesetiaan cintaku berakhir di sini. Aku harap kau bahagia
bersamanya. Selamat datang masa depan. Aku harap kutemui bahagiaku walau
tanpamu.
***TAMAT***
0 komentar:
Posting Komentar