Selamat pagi menjelang siang gaes. Ini cerpen yang dulu pernah bikin aku bingung pengakhirannya akhirnya sudah selesai. Cerpen ini awalnya berjudul Tentang Dia. Oke langsung aja ke cerita yang super lebay. :D :P
Sebuah kisah tercoret membentuk sebuah cerita tentang manis asam sebuah arti cinta. Terkadang manis semanis madu. Lalu pahit sepahit empedu. Membentuk melodi hidup yang tergaris. Ada tangis. Ada tawa. Ada setia. Ada khianat. Namun semua terbawa arus. Terbawa angin. Terbanglah kisah. Terbanglah tawa. Terbanglah air mata. Aku tak ingin lagi peduli. Karena beku menyelimuti. Biarlah semua terbawa badai. Karena di sini kegersangan semakin nyata.
Kisah ini masih tentang dia. Tentang dia yang telah mengisi hariku selama ini. Sekian lama. Dan aku telah terbiasa. Tak terbayangkan ketika dia harus kutinggalkan. Demi cintanya untuk wanita lain. Yang telah memilikinya sebelum aku. Aku terluka.
“Mama, kenapa sakit karena cinta terlalu perih?” tanyaku pada sang Mama.
“Karena cintamu terbiasa untuknya.” Jawab Mama.
“Mama, bolehkah aku melupakan dia. Sedang hati ini masih berdegup namanya. Mampukah, Mama?”
“Mampu sayang, sampaikan pada hatimu untuk merelakannya. Katakan padanya, ini yang terbaik. Cinta bukan hanya sekuntum. Tapi masih banyak cinta yang menunggumu untuk kau sambut.”
Aku tak lagi berharap. Kau tak mengerti. Apa yang kurasakan. Saat kau berbagi kasih dengan dia. Kini ku tahu mengapa kau telah berubah. Ada yang lain di hatimu. Dan kau tak mengerti. Rasa sakit yang kurasakan saat kutahu semua itu. Cintaku telah kau bunuh.
Hati, kukabarkan padamu, cinta itu tak harus memiliki. Biarlah. Ini yang terbaik antara kita. Andai kau masih keras untuk tetap memiliki, akan ada hati yang terluka. Biarlah kini kau lepaskan dia. Setelah sekian lama kau terpenjara dengan sebuah kisah yang tak semestinya ada.
Kau mengerti kenapa aku meninggalkanmu? Karena dia yang telah mengisi harimu sebelum aku. Dia yang ada bersamamu hingga kini. Kau tau, kekuatan cinta akan terus terikat diantara kau dan dia. Dan kini biarlah berlalu kisah kita. Karena aku bukan untukmu dan kau bukan untukku. Andaikan kau mengerti dan memahami. Jangan tamak untuk tetap memiliki aku dan dia. Karena diantara itu ada luka dan kecewa yang selalu mengintai. Andai akhirnya harus kulepaskan kau, relakan aku pergi menjemput bahagiaku. Agar aku tak lagi merasa serba salah telah mengacau kisahmu bersamanya. Karena aku bukan pengacau. Dan aku tak ingin menjadi pengacau. Aku bahagia pernah memilikimu walau hanya sedetik cuma.
Biarlah rindu ini meluruh bersama gugurnya daun-daun cintaku seiring waktu yang berjalan. Biarlah rindu ini menghilang bersama ombak kehidupan yang harus kulalui tanpamu. Kutitipkan salam perpisahan dengan iringan senyum mentari senja. Agar malam bisa membawa pergi kisah yang akan berlalu. Dan esok menjemput mentari bersama harapan baru dengan buku baru yang siap untuk diisi.
Perih. Memang masih terasa perihnya. Aku terluka dengan semua ini. Tapi takdir perjalanan hidupku telah menemukanku denganmu. Melewati kisah ini. Kisah yang berhadiahkan rasa sakit dan juga bahagia walau sesaat. Dan kisah yang tak semestinya terjadi. Perih ini terasa begitu pahit. Kau tahu kisah ini semanis empedu. Dan aku tak pernah berharap kisah ini ada. Karena kisah ini terlalu rumit untuk kupahami.
Tak pernah terlintas
Dalam angan
Kau mampu melukaiku
Bagaikan menggoreskan pisau di denyut nadi
Aku tak percaya
Cintamu seperti debu
Yang dibawa angin ke segala arah
Cintamu palsu
Sepalsu janji kehilangan tempo
Tau kah kau
Aku terpuruk di jurang yang kau ciptakan
Aku benci kau
Aku benci memori kita
Aku sayang kau
Tapi kau campakan aku dalam palung nestapa
Yang tak terbatas
Dan aku terjebak
Dalam lorong gelapmu
Dan aku akan mati
Di sini
Bersama sumpah deritaku
Pada Tuhan kupinta. Agar cinta ini lembur. Bersama senja di ufuk barat. Meninggalkan siang. Walau meninggalkan jejak, kuharap terkikis habis. Karena bahagianya bukan bersamaku. Kuharap dia mengerti. Karena rasa sakit ini terlalu perih. Aku pergi membawa janji yang tak sempat kau penuhi. Kurelakan. Karena ini mauku. Biar waktu yang membawa luka ini. Aku bahagia bisa memilikimu, tetapi terkadang pengorbanan itu perlu. Tinggal kita memilih menjadi terkorban atau mengorbankan.
You know? My heart always beats faster when i see you. Tetapi aku tahu, kita bukan tercipta untuk bersama. Karena walau digenggam sekuat apapun, andai kamu bukan milikku, kamu akan terlepas juga. Hanya titipan doa yang bisa kumampu lakukan, agar kau bahagia bersamanya. Aku tak cemburu dengan dia yang telah memilikimu semenjak dulu, tapi hati ini terlalu sakit untuk menerima kenyataan bahwa kau bukan milkku lagi.
Hold me, you shall never ever see me
Blankets will not hesitate me
Flowers shan’t even wake
Kiss me, ‘tis the last time you may see me
‘Tis the last time light shall harm me
I shall cry myself to death
Funny, how you never shared your love to me
Lovely, oh the light I can see
It’s gleaming in my eyes
Like when you..
Burned me, tear my skin off and leave me
‘Tis the last time you may hold me
‘Tis the last time I shall say
‘good bye’
(Frau – Glow)
Aku yang telah merelakanmu meski sakit. Demimu aku takkan menyerah. Cinta kita terlalu rumit. Kisah kita terlalu sulit. Lalu apa yang ku lakukan apakah benar? Aku tak tahu. Yang kutahu ini keinginan hati. Untuk menjauhimu. Untuk meninggalkanmu. Aku bukan penghancur. Aku tak bisa bahagia jika ternyata ada hati yang terluka disaat kita bersama. Kucoba melepaskanmu dari hatimu, meski sulit.
Dan kau pernah mengatakan aku pernah mengajarimu melebur dalam gelas tanpa harus lenyap. Merengkuh rasa takut tanpa harus berlari. Kini kau terdiam dan terbangun dari ilusi. Namun kau tak memilih pergi karena kau merindukanku. Dan kau slalu teringat akan sapa lembutku. Mengenalku buat kau sungguh bahagia. Hatimu tak bisa lepas dariku karena pesonaku telah menawan hatimu. Namun kini aku yang memilih pergi darimu, karena menjadi ketiga di antara kalian bukanlah keinginanku. Aku tak ingin melukai hati sesama wanita.
“Mama, bolehkah aku berbaring dipangkuanmu. Setelah kulelah menjelajah kisah yang melelahkan ini”
“Boleh sayang. Lepaskan lelahmu. Biarkan Mama membelaimu. Mengobati lukamu. Agar kau tak lagi merasakan pedihnya lagi.”
“Mama, kenapa kisah ini terlalu perih untuk kulalui?”
“Karena kisah ini akan menguatkanmu di masa depan. Kita tak pernah tahu apa yang terjadi nanti. Karena hidup tak semudah angan kita. Kau kuat, anakku. Akan ada Mama disini menantimu, menenangkanmu dalam dekap malam yang sunyi. Biarlah luka itu pergi bersama lenamu dalam pangkuan Mama. Hingga esok kau buka mata, cahayamu akan secerah mentari pagi.”
Hendak kemanakah cinta?
Sedang cakrawala tak ingin beranjak dari kesemuannya
Ombak datang menjemput waktu suka duka
Dan waktu mengalun ke tengah samudra
Akan berlalukah cinta?
Sementara angin buritan tak jemu mengantar harapan
Karena kehidupan tak pernah sembunyikan sisi balik kepahitan
Betapa pun pekat dan legamnya kepedihan
Masihkah kabut semayamkan cinta?
Kala buaian sematkan janji, takkan ada duka yang terlalu perih
Walau cahaya bintang begitu ringkih
Tanpa citra dan kata-kata
Sebab dunia sungguh rindu
Akan sapa apa adanya
Akan selalu ada CINTA
Sepinggan kejernihan yang meleburkan amarah fana
Jika kau kata yang terangkai. Maka rangkaian kataku adalah kamu. Yang terus mengalir. Tertuang dalam lembaran kertas. Yang tercoret dari tinta jiwaku. Lalu saat semua berakhir, rangkaian kata ini tak lagi bernyawa. Karena kau lah penyusun kataku, yang memenuhi ilusi bayangku. Lalu aku terhenyak saat kurasakan hangat cintamu tak lagi kurasa. Aku mengerti. Rangkaian kataku adalah jiwaku. Kata-kataku adalah rangkaian nafas cintamu. Rangkaianku mengisyaratkan kau di sini. Namun kini lebur bersama bayang jiwamu yang telah kutinggalkan. Kini penaku tak lagi menetes. Karena tintanya telah mengering. Pergi bersama senyumanmu yang perlahan memudar. Yang memudar bersama jejak bayangmu yang terbang bersama ilusiku.
Jika cinta yang sempat terucap tak lagi bermakna lagi. Untuk apa kisah ini terus kita jalani. Kau tahu. Kisah ini tak semestinya terjadi. Karena ada dia yang telah mendahuluiku memiliki cintamu. Pergilah. Pergilah dengan dia. Karena dia yang lebih pantas mendapatkan cintamu. Bukan aku. Maafkan aku yang telah menyakitimu. Tapi percayalah luka ini hanya sementara. Biarlah kisah ini cukup sampai di sini saja.
Mengertilah. Kadang tak selamanya apa yang kita harapkan dapat kita miliki.bukan bermaksud mendahului takdir. Namun pada kenyataannya cinta belum berpihak pada kita. Mungkin esok atau lusa, cinta itu akan menyapa. Aku berharap. Semua dapat mengerti karena waktu tak mengijinkan kita untuk terus bersama. Tersenyumlah selalu. Semoga kelak cinta kita akan menyatu.
Andai cinta kita tak bersatu lagi. Dan takdir berkata lain. Kita harus saling merelakannya. Meski berat. Tetapi itu yang kita terima. Karena takdir bukan ditangan kita.
Satu yang perlu kau tahu. Aku bahagia pernah memilikimu. Kau cinta yang terbaik yang pernah kumiliki. Di antara sekian kisah yang pernah tercipta. Jujur saja, aku masih tak mampu menghapus bayangmu, senyummu. Aku tak mampu menjauhimu. Tetapi kusadari kisah ini harus berakhir sampai di sini. Semoga bahagia menyertaimu.
Aku belajar memahami
Ketika angin mulai berpaling
Aku belajar mengerti
Ketika air mulai berubah arah
Dan aku belajar merelakan
Ketika hujan mulai beranjak pergi
Andai ini ketentuanNya
Aku tak akan menangis
Karena yang sejati
Tak akan beranjak dari sisi
Di atas sana telah terpatri
Mengukir sejenak nama yang abadi
**TAMAT**
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Terimakasih informasinya.
Hapus