Jabir bin Abdullah r.a bercerita bahwa Rasulullah SAW melewati sebuah pasar dan menemui seekor anak kambing bertelinga kecil dan telah mati. Beliau segera mendekat dan memegang telinganya.
"Siapakah di antara kalian yang mau membeli kambing ini seharga satu dirham" tanya Nabi SAW. "Kami tidak ingin memiliki kambing tersebut meskipun dengan harga murah. Apa yang bisa kami perbuat dengan kambing itu? Demi Allah, andai kambing tersebut hidup, ia adalah kambing
yang cacat karena ukuran telinganya tidak normal. Bagaimana lagi tkalau ia telah menjadi bangkai?" tegas para sahabat.
Dalam hadits mengenai anak kambing yang telah menjadi bangkai sebagimana dibawakan oleh Al Mustaurid, Rasulullah SAW bertanya "Apakah menurut kalian kambing ini demikian tidak berarti sebagaimana dibuang oleh pemiliknya?"
"Wahai Rasulullah, pemilik kambing itu membuangnya karena kambing itu tidak bernilai!"
"Dunia lebih tidak bernilai di hadapan Allah daripada kambing ini di hadapan pemiliknya" (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Sahl bin Saad berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
Abu Hamid Al-Ghazali berkomentar tentang dunia dengan mengatakan, "Dunia adalah musuh Allah dan musuh para kekasih-Nya. Mayoritas ayat Al-Qur'an berisi celaan terhadap dunia, memalingkan manusia darinya, dan mengajak manusia ke akhirat. Bahkan itu nerupakan tujuan para nabi. Tidaklah mereka diutus melainkan ini."
Imam Al-Ghazali telah memberikan pemaparan yang panjang lebar tentang celaan terhadap dunia, menjelaskan tentang permisalan dunia dan perkataan ulama mengenai hal ini. Penjelasan beliau ini tak akan kita temukan dalam buku-buku yang lain. Jarang sekali kita temukan sebuah surat dala Al-Qur'an, terutama surat-surat Makiyah, yang tidak membahas tentang hal ini. Lihat juz ketiga kitab Ihya karya Al-Ghazali.
Diambil dari buku Menguak Misteri Kematian & Alam Kubur karya Abdullaoh At-Talidi
"Siapakah di antara kalian yang mau membeli kambing ini seharga satu dirham" tanya Nabi SAW. "Kami tidak ingin memiliki kambing tersebut meskipun dengan harga murah. Apa yang bisa kami perbuat dengan kambing itu? Demi Allah, andai kambing tersebut hidup, ia adalah kambing
yang cacat karena ukuran telinganya tidak normal. Bagaimana lagi tkalau ia telah menjadi bangkai?" tegas para sahabat.
"Demi Allah, dalam pandangan Allah dunia lebih hina daripada kambing ini dalam pandangan kalian," jawab Nabi SAW (HR. Ahmad dan Muslim)Hadits tersebut menunjukkan dunia tersebut sangat remeh di hadapan Allah SWT, sebagimana anak kambing yang telah menjadi bangkai tidak memiliki nilai di hadapan kita.
Dalam hadits mengenai anak kambing yang telah menjadi bangkai sebagimana dibawakan oleh Al Mustaurid, Rasulullah SAW bertanya "Apakah menurut kalian kambing ini demikian tidak berarti sebagaimana dibuang oleh pemiliknya?"
"Wahai Rasulullah, pemilik kambing itu membuangnya karena kambing itu tidak bernilai!"
"Dunia lebih tidak bernilai di hadapan Allah daripada kambing ini di hadapan pemiliknya" (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Sahl bin Saad berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Andai nilai dunia di hadapan Allah sebanding dengan sebuah sayap nyamuk, tentu orang kafir tidak akan merasakan dunia mesti hanya seteguk air." (HR. Tirmidzi)Hadits di atas merupakan gambaran akhir yang bisa diungkapkan untuk menunjukkan bahwa dunia tidak berharga. Kehidupan tidak sebanding dengan sayap nyamuk -menurut Allah SWT- bagaimana bisa dikatakan memiliki nilai. Andai dunia memiliki nilai, tentu Allah SWT tidak akan memberikan kesenangan untuk orang-orang kafir dan atheis meski hanya seteguk air. Tapi ternyata banyak manusia tergoda dan jatuh cinta padanya. Inna lillahi wainna ilaihi raji'un.
Abu Hamid Al-Ghazali berkomentar tentang dunia dengan mengatakan, "Dunia adalah musuh Allah dan musuh para kekasih-Nya. Mayoritas ayat Al-Qur'an berisi celaan terhadap dunia, memalingkan manusia darinya, dan mengajak manusia ke akhirat. Bahkan itu nerupakan tujuan para nabi. Tidaklah mereka diutus melainkan ini."
Imam Al-Ghazali telah memberikan pemaparan yang panjang lebar tentang celaan terhadap dunia, menjelaskan tentang permisalan dunia dan perkataan ulama mengenai hal ini. Penjelasan beliau ini tak akan kita temukan dalam buku-buku yang lain. Jarang sekali kita temukan sebuah surat dala Al-Qur'an, terutama surat-surat Makiyah, yang tidak membahas tentang hal ini. Lihat juz ketiga kitab Ihya karya Al-Ghazali.
Diambil dari buku Menguak Misteri Kematian & Alam Kubur karya Abdullaoh At-Talidi
0 komentar:
Posting Komentar